Senin, 22 Juli 2013

Yes or No : Peredam Mineral Wool, Rockwool dan Glass Wool dalam Mobil ?

Formalin pada makanan : Yes or No ?
Belakangan ini penyalahgunaan formalin untuk bahan makanan semakin marak, formalin yang seharusnya dipergunakan sebagai pengawet industri / non makanan semakin banyak disalahgunakan untuk bahan makanan.
Formalin seakan menjadi solusi ajaib yang akan memperpanjang kesegaran segala bahan makanan yang mudah membusuk basi seperti seafood segar, daging, sayur, susu dan segala macam yang bahkan tidak terpikirkan oleh saya dan anda.
Sebenarnya tujuan pelaku pemakai formalin sederhana, untuk menekan biaya produksi...pembeli menyukai sesuatu yang murah, instant dan (kelihatan) segar.
Hanya segelintir yang mengerti betapa besar bahaya mengerikan yang akan datang menyusul dalam 10-20 tahun mendatang apabila penyalahgunaan ini berlanjut tak terkontrol.

Saya sendiri sangat kuatir berharap keadaan bahan makanan yang saya makan setiap hari, saya merasa tidak berdaya memilih makanan sehat yang layak dimakan. Uang dan harga menjadi relatif dalam menghadapi hal ini.
Logika saya berpikir kalo sayuran hijau yang ada ulat hidupnya, ikan, udang yang masih dihinggapi lalat atau tahu yang masih bisa basi seharusnya (mungkin) lebih sehat dibanding makanan yang awet segar tidak basi dalam waktu yang normal, bukankah begitu ?

Apa hubungannya dengan Peredam ?
Beberapa tahun yang lalu saya kaget menemukan Audio System yang mempergunakan bahan peredam Rockwool di dalam box subwoofer yang  dipasang di dalam mobil.
Peredam ini mempunyai daya redam yang luar biasa, box subwoofer yang dibikin dengan teknik pas-pasan (box awut-awutan, bocor sana sini, ketebalan papan yang dibawah standar) akan terdengar sebagus box subwoofer yang dibuat oleh designer audio ahli. Menakjubkan bukan?

Saya sempat mengingatkan pemilik mobil, debu dari peredam Rockwool ini akan berterbangan di dalam kabin akibat getaran suara bass, sirkulasi AC akan membawa partikel debu ini ke depan sehingga terhirup oleh penumpang mobil.
Dan debu mineral wool yang terhirup dalam jangka waktu lama berpotensi menyebabkan kanker sistem pernafasan, terutama kanker paru.

Mineral-wool mempunyai berbagai
ketebalan dan kepadatan (density)

Saya pernah mempergunakan peredam Rockwool untuk proyek studio rekaman yang saya kerjakan belasan tahun yang lalu. Peredam ini memang bisa meredam dengan baik suara gebukan drum, subwoofer sehingga tidak terdengar di ruangan sebelahnya.

Tetapi jenis peredam mineral wool seperti Rockwool, Glasswool mempunyai partikel halus yang akan membuat kulit gatal dan sakit apabila tersentuh.
Partikel ini mudah terlepas, berpindah tempat melalui udara sehingga cara pemasangannya memerlukan penanganan khusus.

Yes or No ?
Beberapa saat terakhir ini, saya mendapatkan kembali bahan peredam Rockwool dipergunakan sebagai bahan peredam suara untuk kabin mobil. Peredam ini terpasang di bawah karpet mobil dan di dalam panel plastik mobil.
Kenapa dipergunakan ?  Hasil redaman yang didapatkan bagus, cepat dan murah atau semata-mata sang aplikator tidak sadar terhadap efek buruk bahan ini terhadap kesehatan ?

Mungkin aplikator bahan ini berpikir aman karena segala sesuatu yang terpasang di bawah karpet tidak akan membuat partikel debu lepas yang berterbangan dan terhirup langsung.
Di dalam mobil yang selalu bergerak dan bergetar, keadaan 'aman' ini tidak selalu ideal. Pintu dibuka dan ditutup, jok mobil dibuka dan dilipat, lantai diinjak, setiap gerakan ini memindahkan udara yang berpotensi melepaskan partikel debu dari balik karpet sekalipun.

Bahkan mobil yang paling rajin dibersihkan setiap hari, akan terdapat debu di dalam blower AC dan cover panel plastiknya setelah sekian tahun.

Setitik debu setiap hari, berapa banyak debu yang akan dikumpulkan selama 4 tahun dalam paru-paru ?

Saran saya : RockWool dan GlassWool (sampai saat ini) masih tidak cocok untuk dipergunakan sebagai peredam suara / panas dalam kabin penumpang di mobil, terlalu beresiko.

Di internet, Google, Wikipedia dapat ditemukan berbagai artikel tentang mineral wool, rockwool dan glasswool, dengan kelebihan, kekurangan dan efek terhadap kesehatan.

Well, tujuan saya menulis tentang hal ini bukan untuk menjatuhkan siapa-siapa maupun membuka perdebatan tentang Yes or No , belum ada peraturan pemerintah yang mengatur atau melarang pemakaian bahan baku semacam ini. 
Demikian juga pemakaian Formalin pada bahan makanan, akan menjadi perdebatan yang tidak akan ada ujungnya.
Semua berbalik kepada pembeli yang memutuskan, saya hanya berbagi sudut pandang saya sebagai praktisi audio dan peredam suara.

Saya cuma berharap semoga dengan tulisan ini, kualitas kehidupan dan kesehatan kita semua bisa menjadi lebih baik.









4 komentar:

  1. Salam super pak Jus..

    Saya termasuk salah satu pengguna glasswoll yg saya gunakan pada trim belakang. Bukan pada pintu dan bukan pada bawah karpet. Bapak tahu kalau glasswoll standart yg digunakan pabrikan sangat tipis dan berkualitas jelek.. (gampang hancur dan sangat mudah ditarik serta serabutnya sangat mudah sekali berterbangan)

    Ini saya temukan bahkkn di fortuner sebaguan di trim pintu sekalipun.. Mengapa bpk hanya mengomentari para pengguna lainnya sdgkan bapk tdk mengomentari jeleknya kualitas bahan yg digunakan para pabrikan..? (lebih parah kalau toyota avanza dan daihatsu xenia)

    Penggunaan bahan glasswoll yg saya gunakan adalah untuk lokasi yg agak susah diaplikasikan di peredam aspal.. Dan lokasinya tdk pernah dibongkar pasang atau bergerak seperti door, karpet. Dan saya kebetulan sekali sangat detail masalah kerapian dan kebersihan.. Saya lihat sama sekali tdk ada partikel glasswol yg keluar ke dashboard atau sekalipun kaca bagian belakang.. Saya juga menggunakan bantuan sealant untuk trim belakang sebagai "karet" buatan membantu mengeliminir lolosnya serbuk glasswoll. Setelah saya baca tulisan anda, saya cek dan tdk ada serbuk yg menempel di tepian sealant yg saya gunakan..(sealant hitam)

    Jadi kembali lagi pak.. Tergantung pilihan bahan galsswollnya dan bagaimana cara mengaplikasikannya.. Just for the record pak, glasswoll saya beda permukaanya antara depan dan belakang.. Belakang seperti ada lapisan kerasnya, serbuk bagian dalam tapi tetap keras tdk sekeras lpsan luarnya..

    Jadi buat saya..."yes, why not...?" bagus tdk tentu mahal pak.. Checkmat bagus tp tdk sebagus dynamat, tp dengan aplikasi yg jenius, maka bisa menyamai atau melebihi ekspetasi yg ada..
    Bukan begitu pak jus.... ??
    Terima kasih sebelumnya pak jus....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam Super juga untuk Pak Adrian,

      Terima kasih atas tanggapannya.

      Jenis peredam akustik yang dipergunakan Toyota untuk interior mobil mereka setau saya bukan berbasis mineral / silica / glasswool.

      Glasswool yang saya dimaksud di sini adalah jenis peredam yang berbasis mineral / silica yang berwarna kuning.
      Dalam penerapan pemakaian yang berdekatan dengan sumber getar / sirkulasi udara umumnya ditreatment terlebih dahulu supaya cukup layak untuk dipergunakan sampai batas tertentu. Misalnya dibungkus dengan lapisan plastik PP non-woven, atau seperti produk yang anda pergunakan salah satu permukaannya disiram lem untuk mencegah partikel debunya terlepas.

      Yang mengkuatirkan adalah karena keterbatasan pengetahuan, sang aplikator bisa mempergunakan produk yang salah pada posisi yang salah dengan cara yang salah pula.

      Saya setuju dengan kata-kata anda, produk yang biasa-biasa apabila diaplikasi dengan cara yang cerdik bisa mendapatkan hasil yang optimal.

      Terima kasih dan salam,

      Justinus

      Hapus
  2. siep bro. saran yg baik tuk para pengguna peredam . salut buat sekilas penjelasan.

    BalasHapus
  3. Dahsyat om, mau tanya2 jg nih. Kalo buat glasswoll yg di aplikasikan di mobil itu yg baik jenisnya apa ya, yg harganya cukup.

    BalasHapus

Jangan lupa cantumkan No HP / Email / untuk mendapatkan prioritas. Thanks ya