Belakangan ini penyalahgunaan formalin untuk bahan makanan semakin marak, formalin yang seharusnya dipergunakan sebagai pengawet industri / non makanan semakin banyak disalahgunakan untuk bahan makanan.
Formalin seakan menjadi solusi ajaib yang akan memperpanjang kesegaran segala bahan makanan yang mudah membusuk basi seperti seafood segar, daging, sayur, susu dan segala macam yang bahkan tidak terpikirkan oleh saya dan anda.
Sebenarnya tujuan pelaku pemakai formalin sederhana, untuk menekan biaya produksi...pembeli menyukai sesuatu yang murah, instant dan (kelihatan) segar.
Hanya segelintir yang mengerti betapa besar bahaya mengerikan yang akan datang menyusul dalam 10-20 tahun mendatang apabila penyalahgunaan ini berlanjut tak terkontrol.
Saya sendiri sangat kuatir berharap keadaan bahan makanan yang saya makan setiap hari, saya merasa tidak berdaya memilih makanan sehat yang layak dimakan. Uang dan harga menjadi relatif dalam menghadapi hal ini.
Logika saya berpikir kalo sayuran hijau yang ada ulat hidupnya, ikan, udang yang masih dihinggapi lalat atau tahu yang masih bisa basi seharusnya (mungkin) lebih sehat dibanding makanan yang awet segar tidak basi dalam waktu yang normal, bukankah begitu ?
Apa hubungannya dengan Peredam ?
Beberapa tahun yang lalu saya kaget menemukan Audio System yang mempergunakan bahan peredam Rockwool di dalam box subwoofer yang dipasang di dalam mobil.
Peredam ini mempunyai daya redam yang luar biasa, box subwoofer yang dibikin dengan teknik pas-pasan (box awut-awutan, bocor sana sini, ketebalan papan yang dibawah standar) akan terdengar sebagus box subwoofer yang dibuat oleh designer audio ahli. Menakjubkan bukan?
Saya sempat mengingatkan pemilik mobil, debu dari peredam Rockwool ini akan berterbangan di dalam kabin akibat getaran suara bass, sirkulasi AC akan membawa partikel debu ini ke depan sehingga terhirup oleh penumpang mobil.
Dan debu mineral wool yang terhirup dalam jangka waktu lama berpotensi menyebabkan kanker sistem pernafasan, terutama kanker paru.
Mineral-wool mempunyai berbagai ketebalan dan kepadatan (density) |
Saya pernah mempergunakan peredam Rockwool untuk proyek studio rekaman yang saya kerjakan belasan tahun yang lalu. Peredam ini memang bisa meredam dengan baik suara gebukan drum, subwoofer sehingga tidak terdengar di ruangan sebelahnya.
Tetapi jenis peredam mineral wool seperti Rockwool, Glasswool mempunyai partikel halus yang akan membuat kulit gatal dan sakit apabila tersentuh.
Partikel ini mudah terlepas, berpindah tempat melalui udara sehingga cara pemasangannya memerlukan penanganan khusus.
Yes or No ?
Beberapa saat terakhir ini, saya mendapatkan kembali bahan peredam Rockwool dipergunakan sebagai bahan peredam suara untuk kabin mobil. Peredam ini terpasang di bawah karpet mobil dan di dalam panel plastik mobil.
Kenapa dipergunakan ? Hasil redaman yang didapatkan bagus, cepat dan murah atau semata-mata sang aplikator tidak sadar terhadap efek buruk bahan ini terhadap kesehatan ?
Mungkin aplikator bahan ini berpikir aman karena segala sesuatu yang terpasang di bawah karpet tidak akan membuat partikel debu lepas yang berterbangan dan terhirup langsung.
Di dalam mobil yang selalu bergerak dan bergetar, keadaan 'aman' ini tidak selalu ideal. Pintu dibuka dan ditutup, jok mobil dibuka dan dilipat, lantai diinjak, setiap gerakan ini memindahkan udara yang berpotensi melepaskan partikel debu dari balik karpet sekalipun.
Bahkan mobil yang paling rajin dibersihkan setiap hari, akan terdapat debu di dalam blower AC dan cover panel plastiknya setelah sekian tahun.
Setitik debu setiap hari, berapa banyak debu yang akan dikumpulkan selama 4 tahun dalam paru-paru ?
Saran saya : RockWool dan GlassWool (sampai saat ini) masih tidak cocok untuk dipergunakan sebagai peredam suara / panas dalam kabin penumpang di mobil, terlalu beresiko.
Well, tujuan saya menulis tentang hal ini bukan untuk menjatuhkan siapa-siapa maupun membuka perdebatan tentang Yes or No , belum ada peraturan pemerintah yang mengatur atau melarang pemakaian bahan baku semacam ini.
Demikian juga pemakaian Formalin pada bahan makanan, akan menjadi perdebatan yang tidak akan ada ujungnya.
Semua berbalik kepada pembeli yang memutuskan, saya hanya berbagi sudut pandang saya sebagai praktisi audio dan peredam suara.
Saya cuma berharap semoga dengan tulisan ini, kualitas kehidupan dan kesehatan kita semua bisa menjadi lebih baik.